Sempurnakah Cintaku?
Karya Leni Andara Sukmawati
Kukuruyukkk.. kokok ayam membangunkanku dari tidur yg lelap semalam, sinar matahari menerbos masuk kedalam jendela kamarku, pagi itu aku terbangun tepat waktu, tidak seperti biasanya selalu terlambat. Aku elisa gadis berusia 17 tahun dan sekarang tepat duduk dikelas 3. Aku senang membaca novel, dan bahkan aku bisa menghabiskan waktu semalaman hanya untuk membaca sebuah novel, ya tidak salah kalau aku harus selalu berlari mengitari lapangan setiap hari di sekolah karna selalu terlambat masuk.
Tapi tampaknya hari ini aku tidak akan mengitari lapangan sekolah, aku berangkat lebih awal bersama seorang sahabatku, galih namanya, kita berdua memang bagai gula dan semut, dimana ada aku disitu pasti ada galih. Haha, ya galih memang sahabtku sedari kecil bahkan orang tua kamipun berteman baik, dan menurutku galih itu tampan, wajah yg nice, dan perawakan yg bagus membuatnya disukai banyak wanita, tapi yg aku benci darinya adalah… sekian banyak wanita yg ingin menjadi pacarnya tidak pernah ia respon, galih memang tidak pernah punya pacar sekalipun, dia pernah bilang padaku bahwa dia sedang menunggu sesorang untuk ia jadikan pengisi hatinya. Tapi siapa? Wanita itu tidak pernah jelas asal usulnya, galih tidak pernah mau menceritakannya kepadaku. Heuuuuhh dia memang menyebalkan.
Teeeeetttt… kami sampai disekolah tepat jam pelajaran pertama dimulai… dan beberapa menit aku duduk dikelas sudah datng pak darsa seorang guru biologi yg terkenal killer disekolah. Dan astaga aku lupa mengerjakan pr! Dan tak perlu ditanyakan lagi bagaimana akhirnya, sudah pasti aku harus mengitari lapangan sekolah lagi… baru saja aku berfikir aku akan terbebas dari hukuman hari ini.
Galih hanya tertawa melihat kecerobohanku, ya mungkin dia sudah bosan untuk mengingatkanku mengerjakan pr. Biasanya aku minta galih untuk membuatkan pr ku tapi hari ini aku benar benar lupa!
Selang beberapa saat aku selesai mengitari lapangan, tiba tiba dari kejauhan aku melihat sosok asing yang berjalan menuju arah tempat aku berdiri, tinggi, putih, tampan, daaaannnn astaga aku tak menyadari mulutku menganga sedari tadi aku memandanginya… derap langkah itu semakin terdengar semakin mendekat dan mendekat lagi. Yup tepat dibawah tiang bendera sosok itu berhenti.
Hy “sapa cowok itu”. i I yaa… hy juga.. (jawab aku gugup)
Kamu ngapain dibawah tiang bendera gini? (Tanya cowok itu)
Oh emh anu… gu gue lagi dihukum sama pak darsa karna luupa mengerjakan pr. Hhe (sambil cengengesan). Oh yak kok gue kaya baru liat lo yah??
Iya gue emang anak baru disini, dan sebenarnya gw mau nanya sama lo, boleh? (jawab cowok itu)
Anak baru ? oh boleh, lo mau nanya apa?
Sebelumnya, kenalin gw radit (sambil mengulurkan tangannya)
Gue elisa (sambil membalas uluran tangan radit)
(radit tersenyum) oh ya kelas 12 ipa 2 dimana yah?
Hah serius lo 12 ipa 2? gw juga kelas 12 ipa 2.
Oh ya kita sekelas ? wah asiik dong, lo bisa jadi teman pertama gw disekolah ini.
Akhirnya aku mengajak radit menuju ruang kelas 12 ipa 2. Radit sangat menyenangkan, humorist dan yaampun … siapa juga yg bisa tahan liat pesonanya itu ?? baru saja masuk disekolahku sudah banyak penggemarnya saja. Seandainyaa saja senyum manis itu milikku… (sambil menghayal)
Tiba tiba…. Heeeyy!! Datang galih mengagetkanku.
Iiihhh galih apaan sih! Kalau gue jantungan gimana ?. yeee suruh siapa lo bengong kayak sapi ompong (jawab galih). Aku hanya tersenyum senyum pada galih dan langsung ngloyor keluar kelas, mungkin galih bingung dengan perubahan sikapku, dia hanya menggaruk garukan kepalanya.
Dijalan aku bercerita tentang kejadian dialapangan sekolah tadi… yaampun betapa bahagianya aku kejatuhan malaikat tampan sepertinya, galih hanya terdiam dan entahlah tampaknya galih menunjukan perubahan raut muka, yg semuala terlihat senang menjadi tanpa ekspresi. Ada apa dengan galih? Heuh terkadang dia memang suka aneh.
Keseokan harinya, seperti biasa galih menjemputku dengan sepedanya untuk berangkat sekolah bersama, namunn…. Tiiiiit suara klakson mobil berbunyi. Dan taukah siapa yg ada didalamnya?? Ya itu radiiit… yatuhan aku mulai salah tingkah lagi, mau apa dia datng kesini ? bagaimana bisa dia tau rumahku?(tanyaku dalam hati).ternyata radit memang sudah menanyakan alamat rumahku kepada rara teman sekelasku.
Ya tentu saja radit juga ingin menjemputku. Tapi bagaimana ini ?, galih sudah lebih dulu sampai dirumahku, tidak enak jika harus membatalkan pergi sekolah dgn galih, tapii… aku juga ingin naik mobil merah mengkilat itu bersama radit.
Hy … (sapa radit kepadaku), pagi ini berangkat bareng aku yuk…
Emh, tapi gak usah deh, gu gue bareng sama galih… (jawab aku)
Galih? (Tanya radit)
(radit menjawab) Iya gue galih, sahabatnya elisa dari kecil (sambil mengulurkan tangan) dan raditpun membalas uluran tangan galih sambil berkata, “gue radit, senang bisa berkenalan”. Galih hanya tersenyum dan mulai berkata: sa… lo kalau mau berangkat bareng radit gak apa2 ko, biar gua berangkat sendiri pagi ini. (sambil tersenyum).
Serius lo gak apa2 ?.
Ya iya lah gue serius, emangnya kenapa?
Ya gak apa apa sih, yaudah kalau gitu gua berangkat bareng radit yah.. (jawab elisa).
Akhirnya pagi itupun galih harus mengkayuh sepedanya seorang diri, entahlah sejak awal galih melihat radit, galih sangat tidak suka dengan radit, dalam hati iya berkata, “kenapa harus gua biarin elisa berangkat bareng radit” (kesal dalam hati).
Setibanya disekolah galih bertemu elisa didalam kelas yang sedang mengobrol asik dengan radit,
Galihpun tanpa menyapa elisa, langsung menaruh tasnya dengan menghentakan kemeja.
Elisa yang semula asik mengobrol, langsung menghampiri galih dan menyapanya.
Hey gal, kenapa lo pagi2 udah marah2 aja?(Tanya elisa)
Gak apa2. (jawab galih sinis).
Elisa bingung dengan sikap galih yg menjadi lebih menyebalkan. Waktu terus berlalu… seharian disekolah galih tidak sedikitpun berbicara kepada elisa.
Entahlah mengapa galih seperti ini, (pikir elisa)
Sepulang sekolah elisa akan pergi berkencan dengan radit, namun elisa mebatalkan janjinya dan memilih pulang bersama galih karena merasa ada perubahan pada sikap galih sejak elisa dekat dengan radit seharian ini.
Galih.. gue pulang bareng lo yah (pinta elisa sambil berjalan kearah parkir).
Bukannya lo mau kencan sama si radit? (Tanya galih).
Hemmhh, iya sih tadinya.. tapi gak deh.. gua mau bareng sama lo aja. (jawab elisa)
Galihpun tersenyum, dan kehangatan persahabatan itu mulai terhubung kembali.
Disepanjang jalan galih dan elisa terus bernyanyi, dengan riang… tanpa mereka sadar semua orang ditrotoar jalan memperhatikan mereka. Ya begitulah galih dan elisa, mungkin bisa dikatakan urat malu mereka sudah putus. Haha
Selang beberapa minggu, hubungan elisa dengan radit semakin bertambah dekat, radit sering mengantar elisa kemanapun tujuannya, membantu pr elisa yang biasanya dikerjakan galih. Kebaikan radit mulai mencuri perhatian elisa, rasanya denyut nadi elisa semakin berdebar kencang setiap kali bersama radit.
Lalu… bagaimana galih? Nampaknya elisa cukup mengerti bahasa tubuh galih, yang menyatakan bahwa galih sangat tidak suka pada radit, galih adalah sahabatku tapi apa aku bisa mengorbankan perasaanku?
malam minggu ini aku akan pergi dinner bersama radit, dan aku memberitahu galih akan hal itu, namun galih tidak ambil sikap dan hanya membisu kepadaku.
Mengapa galih sedemikian tidak suka kepada radit? Apa masalahnya?(Tanyaku dalam hati)
Akhirnya malam itupun tiba, mungkin mama heran dengan penampilanku malam itu. aku mengenakan dress warna pink yang jatuh lembut diatas lutut, highill setinggi 9 cm, dan make up natural diwajahku..
Wow anak mama cantik sekali (ucap mama, sambil memperhatikanku).
Mau kemana kamu? (Tanya mama)
Aku hanya tersipu malu, karena baru kali ini aku berkencann dengan seorang pria dengan berpenampilan seanggun ini.
Belum aku menjawab, mama sudah menebak2… oh oh oh mama ngerti sekarang,pasti kamu mau kencan dengar radit. Iya kan ?(Tanya mama)
Hhe iya ma..( jawab aku dgn tersipu malu)
Akhirnya waktu itu tiba juga, radit telah duduk manis disudut kafe, aku mulai menghampiri radit, semakin dekat aku berjalan kearah radit, semakin denyut nadi berdendang lebih kencang, astaga aku gugup, mulai berkeringat, dan harus bagaimana mengendalikan perasaan ini.
Aku mulai menyapa radit..
Hey.. (sapaku sambil tersenyum)
Radit hanya berdiam tak bersuara, dan memandangiku begitu tajamnya…
Aku tersipu malu, bahkan wajahku hampir memerah, ketika radit melepas senyumnya yang begitu mempesona. Balutan kemeja putih yang radit kenakan membuat ia semakin tampan, yatuhan… radit benar2 pria idamanku..
Sekejap radit mulai terbangun dari lamunannya, dan mengajakku untuk segera duduk menikmati makan malam yang telah tersedia.
Setelah selesai makan malam, radit mulai lagi menatapku tajam, sorot matanya yg membuatku tak sanggup berpaling . sungguh aku deg degan, radit mulai memegang tanganku dan mulai mengatakan sesuatu. Oh yaampun…. Apa yang akan kudengar darinya? Ini sungguh memalukan, tanganku dingin dan gemeteran…
Radit mencoba tersenyum dan menenangkanku.
Aku tidak akan berbuat macam2 padamu (ucap radit)
Akupun membalas senyum radit..
Emmh. Aku boleh ngomong sesuatu sama kamu? (Tanya radit sambil terus menggengam tanganku)
Boleh… kamu mau ngomong apa? (jawab elisa)
Aku suka sama kamu, aku mau kamu jadi pacar aku (jawab radit jelas)
Hah ? .. sungguh apa benar yang aku dengar barusan, bagaimana bisa seorang radit yg dikagumi cewek2 cantik, memilih aku sebagai pacarnya. (bisikku dalam hati)
Ih apaan sih dit, kamu becandanya gak lucu(jawab aku sambil mencoba melepaskan genggaman radit)
Aku serius sa, aku suka sama kamu, aku sayang sama kamu (ucap radit dengan nada memelas)
Ta tapi dit…(jawab elisa gugup)
Tapi apa? Karna galih? (jawab radit)
Nampaknya radit memang mengetahui bahwa galih sangat tidak menyukainya.
Aku hanya menganguk, namun radit mencooba meyakinkanku bahwa tidak akan terjadi apa2 dengan galih. dan akhirnya akupun menerima cinta radit walau pada dasarnya aku tau galih akan marah padaku. Tapi mau bagaimana? Aku juga sangat menyukai radit, aku tidak bisa membohongi perasaan ini.
Selang beberapa minggu aku dan radit menjalin hubungan tanpa sepengetahuan galih, akhirnya galih mengetahui juga tentang status kami. Galih marah padaaku. Bahkan aku tidak pernah berbicara lagi selama seminggu kepada galih.
Aku memutuskan untuk kerumah galih dan memintanya untuk tidak menjauh dariku.
Sesampainya dirumah galih…….
Gal, lo kenapa sih ngejauh dari gue?(Tanya elisa)
Lo pikir aja sendiri apa salah lo!
Maksud lo karena gua jadian sama radit?(Tanya elisa)
Lo udah ngerti maksud gue, jadi sekarang lebih baik lo pulang( jawab galih dgn nada sinis)
Lo kenapa sih gal? apa salah gue bahagia sama radit? Lo sendiri tau klo gue sayang sama radit, lalu sekarang apa alasan lo bersikap dingin seperti ini? (Tanya elisa memanas)
Lo mau tau jawabannya, karna galih itu bukan cowok baik, dia gak sayang sama lo, dia Cuma mainin lo!!! (jawab galih dengan nada meninggi).
Elisa pun menampar pipi radit dan berkata bisa bisanya yah lo setega itu sama gue, dgn lo ngejelekin radit didepan gue, apa menurut lo gue percaya gitu aja? apa sih salah gue dan radit sama lo gal? (Tanya elisa)
Sa gue itu tau siapa radit sebenarnya, dia bukan cowok baik baik, gue tau semua kebusukan radit! Gue punya semua info tentang radit, dia itu suka mainin hati cewek sa, gue Cuma gak mau lo jadi korban radit yang kesekian.
Gak… gak mungkin lo pasti bohong, gak mungkin radit seperti itu, lo Cuma mau nghancurin hubunngan gue sama radit doang kan? Lo jahat gal! gue benci sama lo… lo bukan sahabat gue lagi mulai sekarang(jawab elisa memanas dan pergi dari galih)
Galih mencoba mengejar elisa, namun apa guna, galih tetap tidak didengarkan.
Selang beberapa hari setelah kejadian itu, galih dan elisa masih tetap saling membisu, dengan segala upaya galih berusah dekat kembali dengan elisa, namun usahanya sia sia, elisa lebih memilih mendengarkan radit untuk menjauhi galih. Amarah galih semakin memuncak, kebenciannya pada radit sudah tak dapat tertahan.
Suatu malam….
Galih hanya duduk terdiam diatap rumahnya sambil memeandangi bintang malam itu..
Galih mulai menceritakan kesedihannya pada bintang diatas sana..
Andaikan dari awal aku tak pernah mengenalnya,mungkin sekarang aku tidak akan merasakan sakit seperti ini, aku sungguh bodoh! Mengapa aku berfikir hanya aku laki2 yang mencintai elisa dengan begitu tulus, sementara elisa tak pernah tau sebenarnya isi hatiku. Andai elisa tau yg sebenarnya bahwa aku mencintainya, mungkinkah dia membalas ataukah hanya membisu kepadaku? Sekian banyak bintang yang mendekatiku namun dihatiku hanya ada satu bintang yg selalu bersinar terang digelapku, dan kamu perlu tau itu sa, bahwa bintang itu adalah kamu, bahwa kamu wanita yg aku tunggu dari sekian lamanya. (ucap galih dengan lirih).
Lalu galih mengambil secarik kertas dan pulpen, ada yang ingin galih tuliskan malam itu, entah apa yang akan ditulisnya malam itu, mungkin saja untuk menggambarkan isi hatinya.
Sementara dilain tempat, nampak elisa sedang berjalan keluar untuk membeli cupcake kesukaannya… malam itu langit nampak mendung, elisa berjalan dengan begitu tergesa gesa agar cepat sampai sebelum hujan turun. Toko kue itu memang tidak jauh dari komplek perumahan elisa. Elisa hampir sampai di toko kue, namun… hah ? siapa itu ? seorang laki2 yang sedang bersenda gurau bersama seorang wanita cantik disebuah cafĂ© disamping toko kue. Nampaknya aku pernah melihat kemeja yg laki2 itu kenakan (bisik elisa). Tapi siapa….???
Pasangan yang duduk bersebelahan itu nampak sangat romantis membuat elisa mengalihkan perhatiannya pada kedua pasangan itu. elisa mulai berjalan kearah kafe, tepat didepan kafe elisa semakin mengenali bahasa tubuh laki laki itu… dan yatuhan itu radit! Dengan siapa dia malam itu?
Elisa segera masuk kedalam kafe dengan amarah yang tertahan. Lalu…
Radit….. !!! (sapa elisa memanas)
Elisa…. (jawab radit dengan raut muka seperti org bingung)
Apa maksud semua ini? (Tanya elisa). Jangan bilang kamu…….
Radit nampak kebingungan.
Sayang dia siapa? (Tanya wanita yg sedang bersama radit malam itu)
radit terbata bata untuk mengatakan. Di di dia bukan siapa2 ko, (jawab radit kepada wanita itu)
Lalu… sebuah tamparan melayang tepat di pipi kanan radit.
Dan elisa hanya mengatakan “itu sebagai tanda perkenalan kita”
Lalu.. plaaakk sebuah tamparan melayang dipipi kiri radit..
Dan elisa kembali berkata “ dan itu sebagai tanda berakhirnya hubungan kita”
Sambil tersenyum sinis elisapun segera meninggalkan kafe.
Kelihatannya radit nampak kesal dengan perlakuan elisa kepadanya, dengan melemparkan pandangan mengejek kepada elisa.
Elisa berlari keluar dan air mata elisa sudah tak dapat lagi dibendung, bagaimana tidak! Seorang radit yang sangat ia cintai ternyata tidak lebih dari cowok yang tidak ada harganya,yatuhan… biarkan hujan turun dengan deras malam ini, aku ingin berjalan dibawah hujan agr tidak ada seorangpun yang tau tentang kesedihanku agar tak ada yang dapat melihat air mataku, seketika hujan turun dengan derasnya… langkah kaki elisa tersayup sayup dalam tetesan air surga malam itu, elisa menangis sekuat kuatnya langkahnya terhenti dan elisa terjatuh. menangis dan menangis, tak bisa terbayangkan bagaimana perasaan elisa saat ini, hatinya hancur,aku salah mendambakan seorang pangeran sepertinya, aku salah besar mencintainya. Tuhan… andai saja aku mendengarkan galih saat itu, mungkin aku tak akan merasakan sakit sebegitu hebatnya seperti ini, tuhan…. Mengapa saat itu tak kau ganti saja rasa cintaku ini untuk galih bukan untuk radit! Aku bodoh, bagaimana bisa aku bahagia sementara orang yg benar2 menyayangiku dengan begitu sempurnanya merasakan sakit! Kini aku mengerti mengapa galih begitu membenci radit, galih benar, dan aku sangat merasa berdosa, aku hanya ingin terus menyalahkan diriku sendiri, aku ingin memukul kepala ini, karena begitu bodohnya tidak mengerti apa yang galih katakan padaku. (sambil menahan kesal dan menangis sejadi jadinya)
Kukuruyuuukk… pagipun datang kembali, kali ini matahari nampak tak lagi tersenyum kepadaku, menandakan ikut bersedih atas apa yang aku rasakan.
Pagi ini… aku berangkat sekolah seperti biasa, dan aku memutuskan untuk menemui galih dan meminta maaf kepadanya disekolah nanti…
Namun… sesampainya aku disekolah, setiap ruang, tempat, dan sudut sudut sekolah yang aku lewati tak nampak sekilaspun bayangan radit ada disekolah hari itu, akhirnya aku memutuskan untuk kerumah radit sepulang sekolah.
Tok tok tok…. Aku mengetuk pintu rumah radit untuk Yng kelima kalinya, namun tetap tak ada jawaban, nampaknya rumah ini kosong, mungkin saja radit sedang pergi keluar akupun memutuskan untuk menunggu radit dan duduk didepan pintu rumah radit, dan tiba tibak aku melihat ada secarik kertas dibawah pintu yang tak sengaja terinjak olehku, aku penasaran dengan isi surat itu, apa radit belum mengetahui bahwa ada seseorang yg mengirimkan surat untuknya… aku mulai mengeambil surat itu dan mulai membukanya, dan… apa? Surat ini ditujukan kepadaku? Elisa bingung mengapa surat unntuknya bisa ada di bawah pintu depan rumah radit?
Elisa semakin penasaran dan memulai membaca surat itu
Isi surat…
Dear elisa sahabtku..
aku senang kamu bahagia dngan radit sa..
aku senang jika melihat kamu tersenyum
maafkan keegoisanku saat itu yah…
kamu benar radit mungklinn memang yg terbaik untukmu
walaupun rasanya aku berat untuk mengakui ini, tapi inilah kenyataannya.
Jangan pernah berfikir aku akan membalas kemarahnmu..
Aku hanya bodoh, karena terlalu takut mengungkapakan perasaanku sebenarnya,.
Dengan percaya dirinya, aku selalu menganggap bahwa hanya aku yuang pantas untukmu, tapi ternyata… aku salah, dan aku tau bahwa aku hanya tetap sebagai sahabtmu, mungkin saat kamu membaca surat ini, kamu tidak akan bisa menemuiku lagi aku memutuskan untuk pindah ke bandung dan melanjutkan sekolah disana, ya mungkin jarak Jakarta bandung memang tidak sebegitu jauh, bahkan sangat dekat , tapi.. ini terakhir aku berbicara kepadmu walaupun aku tak tau apakah surat ini akan kamu baca atau tidak, tetapi paling tidak kamu tidak akan marah kepadaku karna aku pergi tanpa pamit sama kamu sa. Semoga kamu selalu baik baik saja yah, jangan khawatir aku akan selalu tersenyum untuk mengingatmu sa, membagi kebahagiaanku yang telah lama kupendam. From galih :)
Mata elisa nampak berkaca kaca membaca surat itu,mengapa galih sebegitu tegannya meninggalkan elisa, aku telah kehilangan radit tapi mengapa aku harus kehilangan galih juga? tuhan.. ini tidak adil untukku! Mengapa tak kau izinkan aku untuk dapat bertemu galih sekali ini.
Elisa segera berlari pulang dan, sesampainya dirumah elisa nampak murung dan menceritakan semua kepada mamahnya. Elisa hanya menangis dia bahkan tak tau harus bagaimana lagi, semuanya telah berakhir, galih mungkin sudah tak ingin lagi bertemu denganku.
Mama elisa hanya khawatir melihat sikap elisa yang terus murung, tidak mau makan, dan mengunci diri dikamar… akhirnya mama mulai mendekatiku dan mengatakan sesuatu.
Sa… sebenarnya ada yang mau mama ceritakan kepadamu. (ucap mama)
Apa ma? (Tanya elisa dengan raut wajah sedih)
Tentang galih…(jawab mama)
Elisa segera terbangun dan tak sabar untuk segera mendengar kabar tentang galih.
Ada apa dengan galih mah? (Tanya elisa penasaran)
Sebenarnya mama tau dimana alamat persis galih tinggal, kalau kamu mau mama akan memberikan alamat itu untuk kamu.
Hah? Mama serius ? (Tanya elisa senang)
Mana mah alamatnya, aku harus susul galih mah, aku mau minta maaf sama galih (jawab elisa)
Iya ini mama udah catetin buat kamu(jawab mama sambil memberika sebuah kertas kecil yang bertuliskan alamat rumah galih)
Yeeeeyyyyy… aku bisa ketemu galih lagi ma… makasi yah ma(sambil mencium pipi mama)
Elisa segera bersiap2 untuk berangkat kebandung untuk menemui galih.
Mama berpesan agar aku berhati hati dalam perjalanan, jakarta bandung memang tak jauh hanya menempuh perjalanan dua jam aku telah sampai dibandung, yup aku langsung menemukan alamat rumah galih, sepertinya rumah ini sedang ditinggalkan penghuninya akupun menunggu didepan teras rumah galih selang 2 jam terlihat tante alya (mama galih).
Elisa… (sapa tante alya sambil tersenyum)
Kamu sudah lam nunggu sayang? Mari masuk dulu, tante tadi lagi kepasar.(ucap tante alya)
Engga juga kok tante Cuma 2 jam (sambil meledek)
Aduh maaf yah kamu nunggunya kelamaan, yaudah yuk masuk, tante bikin minum dulu…
Setelah itu elisa memulai pembicara dengan tanete alya.
Emmhh… tante, galihnya mana yah? (Tanya elisa dengan sangat hati2)
Tante elisa hanya terdiam dan raut wajahnya berubah menjadi nampak sedih.
Tante ? tante kenapa? (Tanya elisa lagi).
Sebelumnya galih pernah bilang ketante untuk menyampaikan permintaan maafnya karena pergi tanpa pamit, tapi sekarang…. (pembicaraan tante alya terhenti). Tapi kenapa tante? (Tanya elisa penasaran).
Galih tidak ada disini, sewaktu perjalanan menuju bandung, mobil kami mengalami kecelakaan, dan galih menjadi salah satu korban naasnya, galih mengalami kelumpuhan pada seluruh anggota badannya, dan kini galih sedang mendapat perawatan disingapore. (ucap tante alya dengan mata berkaca kaca)
Elisa tersentak kaget, dan langsung berdiri mendengar pernyataan tante alya, gak. Gak mungkin, tante pasti bohong kan sama elisa? Galih gak mungkin lumpuh kan tante? Tante bilang elisa, kalu galih baik baik aja (sambil menangis)
Tante alya hanya terdiam dan menangis…
Tante…. Kenapa harus galih? Kenapa tante? Galih belum tau kalau elisaa sangat menyayanginya, dan elisa belum sempat bilang itu sama galih tante…. (sambil menangis dgn histeris)
Elisa, elisa… kamu jangan seperti ini…(menangis sambil menenangkan elisa), kamu harus sabar eliisa, tidak akan ada yg berubah pada nasib galih walupun kamu menangis sejadi jadinya sepeti ini. Elisa mulai terdiam dari tangisnya, elisa hanya dapt menahan rasanya kepada galih, entah kapan elisa akan bertemu dgn galih kembali, dan entah berapa lama lagi elisa harus menunggu.
Elisapun kembali pulang kejakarta dengan kekecewaan yang sangat menyakitkan, sesampainya dirumah elisa menceritakan kembali semuanya kepada mama. Mama elisa hanya dapat terdiam tak berkata kata, mama elisapun kaget mendengar kabar duka itu… segalanya telah hilang dari hidup elisa, seorang sahabat yang amat sangat menyayanginya harus meraskan sakit yang sebegitu beratnya, mengapa tidak diriku saja tuhan? Aku rela jika harus menahan sakit demi menebus kesalahanku pada galih, aku mencintainya, izinkan aku untuk beri tahu itu padanya tuhan.. aku mohon.. (rintih elisa)
Hari hari elisa semakin bertambah gelap, tak ada gairah hidup dan hampir setahun sudah elisa menjalani harinya tanpa galih…
Mungkin saat ini elisa mulai terbiasa sendiri, tetapi tetap dihatinya masih menyimpan secercah harapan untuk dapat melihat galih tersenyum kembali.
Siang itu usai sekolah selesai, elisa langsung pulang kerumah… berharap ada kabr tentang galih yang akan iya dengar, begitulah elisa setiap harinya menunggu kabar yang tak pasti kapan akan datang.
Sesampainya dirumah, mama elisa namppak menyambut elisa dengan senyum merekah.
Mama kenapa? Nampaknya bahagia sekali? Apa ada kabar tentang galih mah?
Kamu benar sa… barusan mama galih menelfon mama, bahwa galih sudah balik dari Singapore, dan hari ini dia sudah ada dirumah. (ucap mama)
Oh yah mah? Mama gak bercanda kan? yaudah kalau gitu aku mau langsung kebandung yah mah.. (sambil berlari menuju kamar)
Eh eh eh… tungggu! (suara mama mengentikanku)
Ada apa lagi ma? (tanyaku)
Kamu mau ngapain jauh jauh kebandung ? (Tanya mama)
Ya mau ketemu galih lah ma… gimana sih.(jawab aku)
Aduh kamu tuh kebiasaan, kalau mama ngomong makanya didengerin dulu, kamu gak usah jauh jauh lagi kebandung, galih udah pindah kerumah lamanya dijakarta.(ucap mama)
Hah yg bener ma? Yeeee asiiiikk…. Aku bisa ketemu galih. (berteriak senang sambil menuju kamar)
Ya tuhan terimakasih aku masih dapat diberi kesempatan untuk bertemu kembali dgn galih, ya tuhan aku tidak akan lagi buang buang waktu untuk bohong terhadap perasaanku, saatnya galih tau bahwa aku juga menyayanginya lebih dari sekedar sahabat, aku tak sabar ingin kembali mengayuh sepeda bersamanya, aku tak sabar ingin menyuruh galih mengerjakan prku, dan aku tak sabar ingin membuatnya kesal karna kekonyolanku.
Setelah itu elisa bersegera pergi kerumah galih, dan sesampainya.. ada tante alya disana, akuu segaera menanyakan dimana galih. Tante alya hanya tersenyum, mungkin karena melihatku terlalu bersemangat untuk bertemu galih.kemudian tante elisa menuntunku dan mengeajakku ke suatu ruang dirumah itu, dan ya… aku melihat sosok dikursi roda menghadap jendela kamar, tubuhnya nampak kurus, dan sosok itu hanya membisu, bagai tak bernyawa… mungkinkah itu galih? Aku mulai lagi ingin tahu, aku mendekati sosok itu dan yup… aku tepat berada didepannya, sosok itu benar benar galih, mengapa? Mengapa galih menggunaka kursi roda? Katanya galih udah sembuh…
Tapi kenapa galih tak bisa berkata atau bahkan menyambutku dengan senang? Kenapa hanya ada air mata yg membasahi piipi galih dengan sorot mata sayu yg menatapku.
Aku mulai kehilangan semangat lagi, kebahagiaanku dan angan anganku untuk kembali mengayuh sepeda, meminta dikerjakan pr, dan membuat marah galih, perlahan aku pendam kembali. Aku hanya terdiam melihat galih, galih tak dapat sembuh total dari kelumpuhannya, mungkin kursi roda adalah yg akan menjadi teman setianya. Aku mulai menguatkan diri, aku mulai beruasaha untuk percaya dengan takdir ini. Dan aku mulai mengumpulkan sisa tenagaku untuk dapat berbicara dnegan galih walaupun harus terbata bata karena menahan tangis.
Galih…. Aku kangen sama kamu, aku bodoh galih, aku bodoh karena gak pernah dengar kata kata kamu, aku bodoh karena aku lebih memilih radit daripada kamu, tapi sekarang aku sadar… kamu yang aku cari, kamu yang sebenarnya sempurna menyayangiku, kamu boleh marah atau bahkan tampar aku sekarang gal… ayo galih… kamu bicara, kamu jawab aku gaL.. (sambil terisak sedih).
Namun galih tetap terdiam dan hanya menangis…
Galih, kenapa sih kmu gak pernah jujur sama aku? Kenapa kamu gak pernah ungkapin perasaan kamu saat itu sama aku? Kenap gal? (Tanya elisa dengan nada meninggi)
Galih mulai menggerkan tangannya dan menuliskan sesuatu diatas kertas yang ada dipangkuannya.
Elisa… aku minta maaf karena aku terlalu takut untuk mengungkapakan persaanku, aku takut kamu tidak bahagia denganku, aku taku kamu benar benar menjadi milikku karena aku takut harus menerima kenyataan bahwa suatu hari nanti aku pasti akan kehilanganmu,bahkan aku takut jika aku yg lebih dulu meninggalkanmu, aku takut kamu menangis karenaku, seandainya aku bisa berlari saat ini, pasti aku akan segera mengejar kembali cintamu, namun takdir memang tak pernah bersahabat denganku, aku harus lumpuh sekarang, dan aku bukan lagi galih yang dulu, aku hanya orang cacat yang tak berguna (tulis galih dalamkertas itu).
Galih…. Kamu Memang benar bodoh karena terlalu takut untuk mencintai, Satu hal yang perlu kamu tau, aku akan tetap berada disampingmu bagaimanapun kamu, dan siapapun kamu sekarang, walaupun kamu tidak bisa berlari untuk mengejarku, tapi… izinkalah untuk saatnya aku yang berlari mengejarmu, izinkan aku untuk memecahkan keheningan disetiap harimu, cinta bukanlah bagaimana aku melihatmu dengan sempurna gal , tapi cinta itu ketika aku mulai bisa menerima kekurang darimu. Cinta bagaikan angin yang berhembus, tak dapat terlihat tapi dapat aku rasakan . cinta bagaikan berjuta bintang diangkasa walupun jauh tapi sinarnya tetap dapat aku rasakan, meskipun aku tak bisa memeluknya. Dan cinta itu tanpa alasan, jangan pernah kamu ingin tahu mengapa aku jatuh cinta kepadamu, karena aku tak punya alasan untuk menjawabnya. (ucap elisa sambil menatap galih tajam)
Galih mulai tersenyum kepadaku dan mencoba meraih tanganku, dan menggatakan sebuah bahasa isyarat yang berartikan A- KU . SA- YANG. KA -MU… (ucap galih terbata)
Akupun tersenyum mendengar kata kata indah itu terucap dari bibir galih, aku memeluk galih dengan sangat bahagianya. Ternyata tak hanya kesempurnaan yg dinilai dari cinta, akan tetapi bagaimana caraku dalam mencintai seseorang.
sempurna itu ketika aku merasakan benar benar jatuh dalam hati seseorang, sempurna itu ketika aku dapat merasakan kesakitan orang yang kusayangi, sempurna itu ketika aku tetap tersenyum dengan segala kukurangan yang kami punya, Dan Akhirnya aku juga mengerti kesempurnaan fisik bukanlah jaminan aku akan bahagia tetapi justru ketidaksempurnaan yang semakin menguatkan hatiku dan galih, meskipun galih tak bisa lagi berdiri atau bahakan mengkayuh sepedanya kembali untukku, tetapi kesederhanaan ini yg sebenarnya aku cari, aku dan radit akhirnya tetap saling menyayangi dengan segela perbedaan dan kekurangan yang ada pada diri kami, Sejauh manapun aku melangkah namun pada akhirnya cinta itu memang tak ada habisnya, sampai berjuta kali waktu berputar tetap saja yang ku tau hanya ada dirimu yang kunamakan cinta, cinta yang luar biasa dan takan berujung sampai akhirnya nafasku yang harus hilang dari kehidupan ini.
Cerpen Karangan : Leni Andara Sukmawati
Judul : Cerpen Cinta - Sempurnakah Cintaku?